Mahasiswa PGMI STAI Asy-Syukriyyah Melakukan Observasi ke Sekolah Khusus Pelita Nusantara

Pada hari Rabu, 22 Mei 2024 pukul 08.00 – 11.00 WIB telah terlaksana dengan lancar kegiatan Observasi yang dilaksanakan di Sekolah Khusus Pelita Nusantara jenjang SD oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Semester 6 Kelompok 2 Mata Kuliah “Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus” dengan dosen pengampu Ust. Muhammad Iqbal, M.Pd.

Observasi dilaksanakan secara berkelompok, kelompok 2 terdiri dari:

  1. Wulan Nur Halifah
  2. Diva Pramudistya Pahlevia
  3. Syahla Naqiyyah Anwar
  4. Daenuri
  5. Shafaa Susanti
  6. Zahrotul Uyun
  7. 7. Kharomah

SKh Pelita Nusantara merupakan sekolah khusus yang menyediakan fasilitas pendidikan jenjang SD, SMP, SMA, dan Terapi ABK. Beralamat di Jl. Ketapang 1 No.72, RT.003/RW.001, Gondrong, Kec. Tangerang, Kota Tangerang, Banten 15148. Pelaksanaan kegiatan jenjang SD dilaksanakan pada pukul 07.30 – 11.30, hari Senin-Jumat & (Sabtu: Pramuka).

Sambutan hangat disampaikan oleh kepala SKh Pelita Nusantara: Bapak Ahmad Yunus, S.Pd., Koordinator Guru ABK: Ibu Herniati, S.Pd., para dewan guru dan staf, serta para siswa yang super ceria.

Observasi dilaksanakan di kelas 2, 3, dan 4 SD. Kelas 2 terdiri dari 5 orang siswa (3 putra dan 2 putri) diobservasi oleh Wulan dan Daenuri. Kelas 3 terdiri dari 4 orang siswa (putra seluruhnya) diobservasi oleh Kharomah dan Uyun. Dan Kelas 4 terdiri dari 8 orang (5 putra dan 3 putri) diobservasi oleh Diva, Shafaa, dan Syahla.

Spesifikasi Anak Berkebutuhan Khusus yang ditemui di jenjang SD kelas 2, 3, dan 4 diantaranya: Tunagrahita, Tunadaksa, dan Autisme.

Kemudian para mahasiswa juga melakukan wawancara dengan wali kelas 2 SD, yaitu Ibu Ajeng Oktavia Larashati. Lingkup wawancara meliputi: cara mendidik dan menangani ABK di sekolah, media mengajar yang digunakan sehari-hari, kurikulum dan target capaian pembelajaran siswa.

Ibu Ajeng menyampaikan bahwa cara mendidik dan menangani ABK adalah dengan memberikan Instruksi secara langsung, jelas, tegas, dan dapat dipatuhi. Hal ini dikarenakan selama pembelajaran berlangsung tidak jarang ditemui anak yang mengalami tantrum, sulit mengendalikan diri, menangis, mengganggu temannya, atau memukul dirinya sendiri bahkan orang lain. Selain cara tersebut, Bu Ajeng juga menyampaikan bahwa siswa dapat diberikan waktu untuk menenangkan dirinya. Siswa juga dihindari memakan makanan manis dan berbahan tepung, karena dapat meningkatkan energinya.

Media pembelajaran yang disampaikan Bu Ajeng dalam wawancara meliputi gambar berwarna dan pengamatan langsung. Kemudian kegiatan yang dominan dilakukan yaitu menggunting dan menempel gambar. Hal ini digunakan untuk menunjang keterbatasan siswa dalam membaca dan menulis.

Kurikulum ABK 2013 menjadi acuan yang digunakan, kemudian dikembangkan kembali menjadi Kurikulum Khas Skh Pelita Nusantara. Begitu juga dengan target pembelajaran yang diberikan, menyesuaikan dengan tahap kemampuan siswa dan waktu yang tersedia. Bahkan soal latihan sehari- hari hingga soal ujian setiap siswa pun berbeda-beda namun tetap pada topik pembahasan yang sama, hal tersebut bertujuan agar setiap siswa dapat memaksimalkan kemampuan belajarnya masing- masing.

Closing Statement yang diberikan bu Ajeng saat wawancara yaitu “Guru ABK itu Mengubah yang Apa Adanya, Menjadi yang Seharusnya. Perubahan sekecil apapun pada anak, akan sangat berarti. Tujuan kami mendidik mereka, agar dikemudian hari mereka dapat mengambil peran dalam masyarakat”.

Maa Syaa Allah, Allahu Akbar! Terima kasih Guru-Guru Hebat!
Terima kasih Skh Pelita Nusantara yang telah hadir untuk Masyarakat.

Scroll to Top