Mahasiswa Prodi IAT PPL di Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Kementerian Agama RI

Mahasiswa Asy-Syukriyyah Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir yang didampingi oleh ketua Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Utadz Ahmad Zubairin Lc, MA, HUM. Melakukan Praktek Pengalaman Lapangan atau disingkat PPL Bersama dengan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Kementrian Agama RI. Yang bertemakan “ Pembinaan Pentashihan Mushaf Al-Qur’an” dilaksanakan pada tanggal 7-8 November 2022 bertempat di Ballroom Hotel Haris FX Sudirman.

Dr. Zainal Arifin Madzkur Lc, MA. Beliau adalah dewan pentashihan Al-Qur’an di kementrian agama RI, beliau sebagai pemateri di hari pertama Praktek Pengalaman Lapangan. Beliau menyampaikan tentang ilmu rasm Al-Qur’an Rasm Al Qur’an maghribi & masyriqi: 1. Maghribi; Negara-negara utara afrika dari arah barat mesir, seperti: Tunisia, al jazair, muritania   dan    maroko. 2.Masyriqi: Semua negara yang ada dibagian timur jazirah arab. Menurutnya,  definisi Mushaf Standar adalah Mushaf yang dibakukan cara penulisan, harakat, tanda baca, dan tanda waqofnya sesuai hasil yang dicapai dalam Musyawarah kerja ulama ahli Al-Qur’an yang berlangsung 9 kali, dari tahun 1974 s.d. 1983 dan dijadikan pedoman bagi mushaf yang diterbitkan di Indonesia.

Awal mula penstandaran mushaf al qur’an, yaitu ada seseorang yang protes karena al qur’an masih belum rapih, harokatnya masih belum rapih atau berbeda-beda tanda baca dan waqafnya, lalu muncul lah dari situ ide di adakannya pentashihan Al-Qur’an yang mengundang ulama-ulama  bidang Al-Qur’an se-indonesia untuk menstandarkan mushaf Al-Qur’an di Indonesia selama kurang lebih 9 tahun untuk menstandarkan mushaf Al-Qur’an Indonesia. Terdapat 3 Varian mushaf standar:  standar utsmani (cetakan tahun 80-an), standar bahriyah, standar barille ( untuk tunanetra).

Pemateri pada hari kedua adalah Dr. Ali Nurdin MA. Beliau adalah dewan Pentashihan Al-Qur’an Kementrian Agama RI, beliau menyampaikan bahwa Mukjizat dibagi 2 macam: 1. Mukjizat indrawi (para nabi), adalah mukjizat yang diutus hanya kepada rasul dan nabi, ketika nabi sudah tiada maka mukjizat itu pun sudah tiada, seperti tongkat Nabi Musa AS. Ketika sekarang digunakan untuk membelah laut maka sudah tidak bisa karenakan Nabi Musa AS sudah tidak ada pada  zaman sekarang. 2. Mukjizat aqliyah (Al-Qur’an), adalah صا لح لكل الزمن ومكان berlaku sampai kapanpun dan kapanpun Al-Qur’an itu berada kemukjizatannya. Menghafal al quran tujuannya adalah washilah bukan ghayah. Menghafal baik, namun lebih baik berakhlaq Al-Qur’an. Rumus al ghozali tentang akhlaq ada dua:pertama, dengan pemahaman kita harus terus berikhtiar keutamaan- keutamaan akhlaq mulia, kedua: pilihlah pergaulan atau teman yang baik sehingga kita bisa selalu pada jalan yang benar.

 

Bagikan
Scroll to Top