STAIS Goes to Dieng Plateau

Laporan Rihlah “STAIS Goes to Dieng Plateau”

9 Januari 2017 – 13 Januari 2017

Disusun Oleh: Reza Pratama Nanda, S.Pd

“Heaven Earth”, begitu julukan yang diakui dunia terhadap negeri tercinta Indonesia. Bukan tanpa sebab, dengan kekayaan alam Indonesia yang subur dengan hasil bumi yang melimpah dan pemandangan yang memanjakan mata, tak heran banyak negara yang iri degan apa yang dimiliki Indonesia.

“Dieng Plateu” atau Dataran Tinggi Dieng, salah satu destinasi liburan yang eksotik, Dataran Tinggi Dieng memiliki daya tarik tersendiri bagi para pelancong dalam maupun dari luar negeri, para wisatawan disuguhkan banyak pemandangan yang begitu indah khas pegunungan dengan cuaca dingin yang cukup membuat para pelancong Ibu Kota Jakarta tak bisa lepas dari pakaian hangatnya, membuat suasana Dataran Tinggi Dieng semakin diminati.

Dataran Tinggi Dieng adalah kawasan vulkanik aktif di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.

Dieng memiliki Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000 m di atas permukaan laut. Suhu berkisar 12—20 °C di siang hari dan 6—10 °C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0 °C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas (“embun racun”) karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.

Kami, dari STAI Asy-Syukriyyah mengadakan Rihlah  ke Dataran Tinggi Dieng   pada tanggal 9 Januari 2017 – 13 Januari 2017. Kegiatan Rihlah tersebut rutin diselenggarakan oleh STAI Asy-Syukriyyah walaupun dari tahun ke tahun tempat yang dikunjungi berbeda.

Adapun Rute perjalanan kami dari Tangerang ke Dataran Tinggi Dieng  adalah sebagai berikut:

Dari dari Tangerang ke Terminal Wonosobo, tiba di Terminal Wonosobo sekitar pukul 04:10 WIB dinihari lalu kami bersiap melaksanakan sholat sembari menunggu mobil jemputan. Kami menunggu guide yang akan menjemput kami di Terminal Wonosobo menuju ke  Homestay  menggunakan minibus dikaki Dataran Tinggi. Tiba di Homestay pukul 04:00 WIB.

Sesampainya di Homestay, kami beristirahat sejenak, selepas istirahat kami sarapan di warung makan yang terletak di depan Homestay kami. Sekitar pukul 08:00 kami berangkat menuju destinasi pertama kami di  Dataran Tinggi Dieng .

Tempat Rihlah di Dataran Tinggi Dieng  yang Kami Kunjungi :

Hari Pertama :

  1. Gardu Pandang

 gardu pandang

Tempat yang paling banyak menjadi kenangan dan menjadi favorit wisatawan asing dalam perjalanan menuju Dieng adalah Gardu Pandang Tieng (GPT). Terletak pada ketinggian 1789 Mdpl tepat berada di atas Desa Tieng, lokasi ini merupakan lokasi yang paling tepat untuk menyaksikan terbitnya matahari dan menjadi lokasi alternatif bagi yang ingin melihat golden sunrise tapi tidak sempat naik ke bukit Sikunir, hampir setiap pagi sehabis subuh sudah ada orang yang berada dilokasi ini untuk menikmati keindahan terbitnya matahari tanpa penghalang apapun.

  1. Kawah Sileri

kawah sileri

Kawah dengan luas kurang lebih 4 Hektar ini letak persisnya berada di Kepakisan – Batur -Banjarnegara, atau sekitar tujuh kilometer arah barat kawasan Wisata Dieng. Kawah sileri Dieng terhitung masih aktif.  Asap Putih masih tampak terus mengepul dari permukaan air kawah yang berwana putih abu-abu menyerupai air beras (Leri). Warna airnya yang menyerupai air cucian beras itulah yang melatar belakangi penamaan kawah ini.

  1. Telaga Merdada

telaga merdada

Danau Terluas di Dieng ini bernama Telaga Merdada. Keunikan Telaga Merdada adalah telaga ini tidak memiliki sumber air. Bisa dibilang telaga Merdada ibarat tampungan hujan raksasa yang debit airnya mengandalkan curahan hujan. Pada musim kemarau air di telaga ini akan menyurut hingga kadang bagian tengah telaga yang biasanya tertutup air bisa terlihat.

Lokasi Telaga Merdada berada di Desa Karang Tengah, sekitar 4 km ke arah barat Dieng. Untuk mencapainya bisa menggunakan kendaraan, sekitar 15 menit dari Dieng.

Selain dijadikan sebagai sarana Irigasi ( pengairan ) oleh warga setempat, telaga ini juga merupakan areal pemancingan.

  1. Sumur Raksasa Jalatunda

sumur jalatunda

Sumur Jalatunda terbentuk dari letusan kawah Vulkanis beratus tahun lalu
Sumur Jalatunda memiliki diameter lingkar hingga 90 meter dan kedalaman lebih dari 150 meter.

Selanjutnya kami mencari Masjid terdekat untuk melaksanakan sholat Dzuhur, kami dapati  sebuah masjid yang tertutup oleh kabut. Sebuah pemandangan yang tidak biasa, yang mungkin semasa hidup baru kali menjumpai sebuah masjid yang tertutup kabut, yang memberi kesan seperti masjid tersebut berada di balik awan.

  1. Telaga Warna

telaga warna

Telaga Warna Dieng adalah salah satu objek wisata yang berada di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Telaga ini merupakan salah satu destinasi wisata andalan Kabupaten Wonosobo. Telaga Warna menyajikan pemandangan kumpulan air yang mempunyai warna berbeda-beda. Pemandangan yang begitu eksotik begitu terlihat, tidak jarang dapat kita temui pasangan yang sedang melakukan Pre-Wedding. Pemandangan akan semakin terlihat indah ketika dilihat dari bukit sekitar telaga warna.

  1. Komplek Candi Arjuna Dieng

candi arjuna

Komplek Candi Arjuna yang berada di pusat kawasan Wisata Dieng ini terdiri dari lima Candi yaitu Candi Arjuna, Candi Puntadewa, Candi Srikandi, Candi Sembadra dan Candi Semar.

Sebagaimana Candi-candi di Dieng lainnya, masing-masing Candi di Komplek Candi Arjuna memiliki nama yang diambil dari kisah-kisah pewayangan Mahabharata.

  1. Kawah Sikidang

kawah sikidang

Sebuah areal vulkanis aktif yang luas dengan permukaan tanah memutih serta kepulan asap tebal membumbung dari salah satu dapur Kawah, bagi sebagian orang suasana di kawah sikidang mungkin kurang nyaman, diakibat bau belerang yang cukup menyengat, dan itupun membuat kami tidak sanggup berlama-lama di sana, karena semakin lama bau belerang semakin menyengat.

Setelah puas menikmati pemandangan di Kawah Sikidang, kami pun memilih untuk pulang kembali ke Homestay untuk beristirahat.

 

Hari Kedua :

Hari kedua kami dimulai pagi sekali, pukul 02:00 kami sudah harus bersiap-siap, dimulai dengan shalat Tahajjud hingga persiapan untuk menanjak ke Bukit Sikunir.

  1. Bukit Sikunir

bukit sikunir

Sikunir mungkin cuma bukit kecil, namun banyak kesan bisa didapat disini terutama karena keindahan Golden Sunrisenya. Perjalanan kami dimulai pukul 04:10 bertepatan dengan suara Adzan Shubuh, sebagian dari kami melaksanakan sholat Shubuh di Masjid dekat Meeting Point, dan yang lainnya melaksanakan sholat di Musholla Post 1.

Pukul 05:10 kami sampai di puncak. Kami menikmati betul pemandangan yang Indah di Puncak Sikunir. Terjadi kejadian yang cukup membuat kami kerepotan, yaitu menghilangnya salahsatu teman kami di atas puncak sikunir. Beberapa teman kami menyisir puncak bukit sikunir, namun tidak juga menemui teman kami yang menghilang, kami mengambil keputusan untuk meninggalkan.

Namun ketika dalam perjalanan turun dari puncak, tak disangka tak dinyana, teman kami sudah berada di belakang kami sambil berlari dia berteriak “Woyy tungguin woyy.”.

Gemes bercampur lega ketika kita temui teman kami tersebut, lalu kami melanjutkan perjalanan kami kembali menuju ke Meeting Point.

Sesampainya di Meeting Point  beberapa dari kami menyempat diri untuk membeli oleh-oleh yang memang di jual di sana dan yang lainnya ada yang mengisi perutnya karena lelah setelah perjalanan menuju puncak. Setelah selesai kami melanjutkan perjalanan kami.

  1. Batu Ratapan Angin

batu ratapan angin

Bukan tanpa sebab spot cantik di sekitar telaga warna ini diberi nama Batu Ratapan Angin. Tempatnya yang tinggi menyebabkan tiupan angin di daerah ini agak kencang menciptakan gesekan-gesekan pada bebatuan serta tanaman sekitar sehingga melahirkan suara semacam siulan atau rintihan.

itulah asal mula mengapa bukit dengan dua batu besar yang biasa dijadikan tempat menyaksikan panorama Telaga Warna dari ketinggian ini diberi julukan Batu Ratapan Angin.

Setelah puas melihat pemandangan kamipun kembali kebawah dan mampir ke Dieng Theater.

  1. Dieng Plateau Theater

pleteu teater

Inilah tempat yang seharusnya menjadi tujuan pertama ketika tiba di Dataran Tinggi Dieng, Dieng Plateau Theater. Tempat yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 9 April 2006 ini memberikan pengetahuan mengenai Dataran Tinggi Dieng.

Dengan membayar tiket sebesar Rp4.000, setiap pengunjung akan dibawa masuk ke dalam sebuah ruang yang mampu menampung sekitar 100 orang. Di dalam ruang ini, pengunjung akan menyaksikan sebuah film tentang

Dataran Tinggi Dieng, mulai dari sejarah, kondisi geografis, budaya, serta hal-hal lain. Selama 23 menit durasi film, pengunjung akan dikenalkan pada Dataran Tinggi Dieng dan masyarakat yang bermukim di kawasan ini. Sehingga, ketika akan berkeliling menikmati pesona alam Dataran Tinggi Dieng serta mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di kawasan ini, pengunjung sudah memiliki bekal pengetahuan. Pengalaman berkunjung yang dilakukan pun akan menjadi lebih berkesan.

Setelah selesai kami kembali ke Homestay untuk beristirahat sejenak.

  1. Kolam Pemandian Air Panas D’Qiano Water Park

kolam air panas

Disini kami memanjakan diri kami dengan berendam di kolam air panas, badan yang lelah dan tegang sehabis menyusuri perbukitan yang cukup tinggi kembali rileks. Setelah puas dan badan terasa enakan, kami pulang ke Homestay untuk beristirahat.

Malam harinya berlanjut menuju kuliner malam, destinasi pertama kami ke salahsatu kafe di kota wonosobo dalam rangka menyampaikan kesan-kesan selama rihlah sembari menikmati coklat panas dan kopi.

  1. Rumah Makan Soto Sapi EDS

rm eds

Setelah menikmati coklat panas dan kopi di kafe, perjalanan kuliner kami berlanjut ke sebuah Rumah Makan Soto Sapi Khas Wonosobo EDS. Sajian Soto daging sapi yang luar biasa nikmat, ditengah cuaca yang dingin adalah kombinasi yang sempurna. Potongan daging sapi yang besar membuat para penikmat soto sangat di manjakan. Mungkin itulah salah satu keunggulan Soto Daging Khas Wonosobo EDS.

Selepas makan kami kembali ke Homestay beristirahat.

Hari Ketiga :

  1. Bukit Sidengkeng Petak 9

bukit sidengkeng

Sidengkeng Petak 9 adalah destinasi indah kami berikutnya untuk mencapai bukit Sidengkeng Petak 9 dapat ditempuh melalui pintu masuk /gerbang Wana Wisata Petak 9 Dieng, melalui jalan setapak menanjak sekitar 15 menit, melewati jalur ini sangatlah mengasyikkan karena pohon akasia decuren dan aneka tanaman bunga ada disini, seolah tak terasa lelah kaki melangkah menuju puncak, melewati sela-sela pohon berpegangan pada ranting dan sambil bercanda menuju puncak Surga. Sesampainya di atas kami di suguhkan dengan pemandangan yang luarbiasa indahnya. Di selimuti semilir angina yang menyejukan, menjadikan Bukit Sidengkeng Petak 9 tempat yang tepat untuk melepaskan penat.

  1. Pusat Oleh-oleh

pusat oleh2

Ini adalah destinasi terakhir kita di dieng, kami membeli cukup banyak oleh-oleh untuk keluarga kita masing-masing di Tangerang.

Selepas dari sana, kami kembali ke Homestay untuk mengambil barang bawaan kami menuju ke terminal Wonosobo. Kami berangkat dari terminal menuju ke Tanagerang pada pukul 15:30, dan sampai kembali ke Tangerang pukul 07:30.

Demikian laporan ini saya susun dengan sebenar-benarnya, semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Terima kasih.

Bagikan
Scroll to Top